BAB I
Pendahuluan
Tanaman tegak
merupakan bentuk dari batang yang tumbuh dengan percabanagn monopodial artinya
batang tanaman dapat dibedakan sebagai batang utama dari cabang/ ranting yang
lain. Bentuk dari tanaman tegak biasanya tidak membutuhkan cakupan tanah
ataupun tempat tumbuh yang luas. Sehigga tanaman jenis tegak seringkali
dibudidayakan oleh manusia sebagai tanaman hias atau tanaman budidaya.
Seringkali jenis tanaman tegak dibudidayakan sebagai hiasan di halaman rumah,
sperti Palem paleman, cemara dan pohon tegak lainnya.
Tanaman
tegak lebih mudah perawatanya dari pada tanaman perdu, karena tanaman tegak
lebih sedikit dalam menyumbang sampah bentuk daun yang berguguran di tanah.
Sehingga orang – orang lebih senang dengan tanaman yang tegak. Selain itu,
tanaman tegak juga dapat mengahasilkan buah – buahan yang rasanya di nilai
manis hingga tak berasa. Inilah salah satu kekurangan dari bentuk – bentuk
produksi dalam menanam tanaman tegak di halaman rumah.
Surat Ar Ra’d ayat
4:
Artinya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan
kebun-kebun anggur, tanaman – tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam – tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berfikir.
Oleh karena itu, begitu besarnya
karunia Allah pada mahkluknya yang diberikan berbagai macam tanam – tanaman
untuk dimanfaatkan hasilnya. Sehingga dalam karangan ilmiah ini akan dibahas
secara detail morfologi dan manfaatnya tentang macam – macam tanaman tegak yang
terdapat di halaman rumah
BAB II
Hasl dan Pembahasan
BAMBU CINA
Sistematika Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Magnoliodsida
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Species
Bambusa multiplex
Dokumentasi :
Daerah
Perumahan Grand Sigura gura , tanggal 7 Maret 2012
Nama Lokal :
Bambu cina, bambu krisik, bambu pagar,
aor selat (Kalbar)
Habitat :
Habitat bambu cina banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis
yang hidupnya tersebar dimana – mana.
Habitus :
Bambu cina termasuk warga terna dan kadang berupa semak atau pohon yang tinggi.
Bambu cina termasuk warga terna dan kadang berupa semak atau pohon yang tinggi.
Akar :
Akar
bambu cina berwarna cokelat, sistem perakaran pada palem raja adalah Serabut (radix
adventicia). Akar serabut pada bambu cina masing – masing tidak menunjukkan
percabangan.
Batang :
Batang
bambu cina berwarna hijau muda hingga hijau tua. Batang bambu cina
merupakan jenis batang mendong (calamus). Bentuk batangnya bulat (teres)
dan di dalamnya kosong, sifat permukaannya
licin (laevis), selain itu bentuk permukaan batangnya
memperlihatkan berkas – berkas daun. Arah tumbuh batang adalah tegak lurus (erectus),
percabangan pada bambu cina adalah simpodial yaitu batang pokok sukar
ditentukan karena kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan
cabangnya/ tunasnya. Membicarakan pangkal
batang bambu cina termasuk tumbuhan keras artinya
dapat berumur panjang. Tinggi bambu cina mencapai
4 meter dihalam
rumah.
Batang bambu cina
memiliki bentuk posisi yang bermacam – macam, namun umumnya tumbu dengan tegak
lurus ke atas. Bentuk batang kebanyakan kebanyakn silinder panjang, jelas
berbuku – buku dan beruas – ruas, ruas – ruas berongga, bersekat pada buku –
bunya (Tjitrosoepomo, 1996).
Daun :
Daun
bambu cina merupakan daun tidak lengkap yang hanya terdapat helaian (lamina) dan upih (vagina), sehingga type
daunnya termasuk daun berpelepah. Bangun daun adalah bangun lanset (lanceolatus)
yaitu jika panjang: lebar= 3 – 5: 1. Ujung daun bambu cina adalah runcing (acutus),
pangkal daunnya runcing. Tulang daun bambu cina adalah bertulang sejajar. Tepi
daunnya rata. Daging daunnya seperti kertas. Warna daunnya hijau, permukaan
daunnya kasar (hispidus), pohon bambu cina termasuk roset akar.
Daun kebanyakan
bangun pita, panjang, betulang sejajar, tersusun sebagai rozet akar atau
berseling dalam 2 baris pada batang, umumnya hanya terdiri atas helaian, upih,
dan lidah – lidah, jarang antara helaian dna upih terdapat tangkai
(Tjitrosoepomo, 1996).
Bunga :
Bunga umumnya banci, kadang – kadang berkelamin tunggal, kecil, dan
tidak menarik. Tiap bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung yang berada pada
siku ini disebut “palea inferior”. Kelopak telah berubah menjadi bahan yang
disebut “palea superior”, terdiri atas 2 daun mahkota (jarang 3), yang berubah
menjadi badan seperti sisik kecil dan dapat membengkak dan dinamakan
“lodicula”. Banag sari 1
6, jarang lebih dan biasanya 3, tangkau sari
halus, kepala sari berua 2, biasanya membuka dengan celah membujur. Bunga
demikian disebut bunga semu yang terpisah – pisah atau bersama dengan bunga
semu lain, tersusun dalam 2 baris pada suatu tangkai, membentuk suatu bulir
kecil yang pada pangkalnya mempunyai 2 daun pelindung tanpa bunga dalam
ketiaknya (gluma). Gluma membentuk bulir kecil yang terangkai dalam
bunga majemuk berganda dengan berbagai ragam, susunan, malai dan bulir
(Tjirosoepomo, 1996).
Biji :
Biji
pada bambu cina berlekatan dengan dengan kulit buah jarang berupa buah buni
atau buah keras. Biji denga endosperm, lembaga terdapat pada sisi yang jauh
dari sumbu.
Buah :
Buahnya
berupa buah padi.
Manfaat :
1.
Sebagai hiasan rumah depan
2.
Sebagai kerajinan tangan
3.
Sebagai bahan – bahan kebutuhan rumah
tangga
4.
Sebagai bahan tambahan bangunan rumah
5.
Menurut Suswanto (2010) serat bambu pada
bambu cina memiliki 6 unggulan antara lain:
a. Fungsi anti bakteri dan membasmi bakteri
b. Fungsi menyerap dan menghilangkan bau
c. Fungsi menyerapkan dan menghilangkan
kelembapan
d. Fungsi super anti-ultraviolet
e. Fungsi menjaga kesehatan
f.
Fungsi kenyamanan keindahan
PALEM RAJA
Sistematika Roystonea regia
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsidae
Ordo Arecales
Familia Araceae
Genus Roystonea
Species
Roystonea regia
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Habitat :
Habitat tanaman palem raja banyak ditemukan di daerah subtropis dan
tropis yang hidupnya tersebar dimana – mana.
Habitus :
Tanaman
palem raja merupakan semak tegak, tiggi besar, langsing kadang – kadang memanjat.
Akar :
Akar
palem raja berwarna putih kecokelatan, sistem perakaran pada palem raja adalah
Serabut (radix adventicia). Akar serabut pada palem raja masing – masing
tidak menunjukkan percabangan. Akar – akarnya kaku dan keras menunjukkan
seperti tambang.
Batang :
Batang palem raja berwarna hijau muda pada bagian atas dan
berwarna cokelat mulai dari tanah hingga ke atas. Batang palem raja merupakan
jenis batang yang besar namun tidak berkayu. Bentuk batangnya bulat (teres),
sifat permukaannya bergrigi, selain itu
bentuk permukaan batangnya memperlihatkan berkas – berkas daun. Arah tumbuh
batang adalah tegak lurus (erectus), percabangan pada palem raja adalah monopodial
yaitu batang pokok selalu nampak jelas. Membicarakan
pangkal batang palem raja termasuk tumbuhan keras
artinya dapat berumur panjang.
Daun :
Daun
palem raja merupakan daun lengkap yang hanya terdapat helaian, tangkai dan
pelepah, sehingga type daunnya termasuk daun sempurna. Bangun daun adalah
bangun pedang (enformis) yaitu seperti bangun garis, tetapi daun tebal di
bangian tengah dan tipis kedua tepinya. Ujung daun palem raja adalah runcing (acutus),
pangkal daunnya rompang/ rata. Tulang daun palem raja adalah bertulang lurus.
Tepi daunnya rata. Daging daunnya perkamen artinya tipis tetapi cukup kaku.
Warna daunnya hijau, permukaan daunnya gundul (glaber), pohon palem raja
termasuk roset batang.
Bunga :
Bunga sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran kecil, dengan diameter
sekitar 3 cm. Warnanya berkisar dari ungu hingga
putih.
Bunga
kecil, banci, atau karena adanya reduksi dari salah satu alat kelaminnya
menjadi berkelamin tunggal, berumah 1 atau beruamh 2, kadang – kadang poligam,
tersusun dalam bunga majemuk yang bersifat seperti malai biasanya dengan ibu
tangkai yang menebal yang seluruhnya membentuk tongkol. Hiasan bunga ganda
berupa 3 daun kelopak yang terpisah – pisah atau berlekatan dengan susuanan
seperti genting atau kutub – kutub (Tjitrosoepomo, 1996).
Biji :
Bijinya
dengan endosperm dan lembaga yang kecil
Buah :
Buah palem raja kecil – kecil berwarna hijau hingga
kecokelatan. Termasuk buah sejati tunggal yang kering dan keras. Buah palem
raja termasuk buah batu (drupa) beruang 1 hingga 2 (Nazaruddin, 1997)
Manfaat :
1.
Hiasan halaman rumah
2.
Hiasan pohon jalan
PALEM SABAL
Sistematika Sabal palmetto
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsidae
Ordo Arecales
Familia Araceae
Genus Sabal
Species
Sabal palmetto
Dokumentasi :
Daerah
Alun – Alun Batu, tanggal 18 Maret 2012
Habitat :
Habitat tanaman palem sabal banyak ditemukan di daerah tropis.
Habitus :
Tanaman
palem raja merupakan semak tegak, tiggi besar, langsing kadang – kadang memanjat.
Akar :
Akar
palem sabal berwarna putih kecokelatan, sistem perakaran pada palem raja adalah
Serabut (radix adventicia). Akar serabut pada palem raja masing – masing
tidak menunjukkan percabangan. Akar – akarnya kaku dan keras menunjukkan
seperti tambang.
Batang :
Batang palem sabal berwarna cokelat. Batang palem sabal
merupakan jenis batang yang besar namun tidak berkayu. Bentuk batangnya bulat (teres),
sifat permukaannya bergrigi dan bersekat
pada bagian bawah kurang lebihnya 2 meter, selain itu bentuk permukaan
batangnya memperlihatkan berkas – berkas daun yang sangat jelas pada ketinggian
2 meter hingga ke panggal terminalis daun. Arah tumbuh batang adalah tegak
lurus (erectus), percabangan pada palem raja adalah monopodial yaitu
batang pokok selalu nampak jelas. Membicarakan pangkal
batang palem raja termasuk tumbuhan keras artinya
dapat berumur panjang. Palem sabal tumbuh mencapai 4 meter
Menurut
Diana (2001) Sabal Palmetto padat tumbuh hingga 65 ft (20 m) tingginya (dengan
individu yang luar biasa hingga 92 ft (28 m) tingginya, dengan batang sampai 2
kaki, dengan diameter 40 cm.
Daun :
Daun
palem sabal merupakan daun lengkap yang hanya terdapat helaian, tangkai dan
pelepah, sehingga type daunnya termasuk daun sempurna. Bangun daun adalah
bangun bulat (orbicularis) yaitu jika panjang: lebar= 1:1. Ujung daun
palem sabal adalah runcing (acutus), pangkal daunnya rompang/ rata.
Tulang daun palem raja adalah bertulang menjari. Tepi daunnya rata. Daging
daunnya perkamen artinya tipis tetapi cukup kaku. Warna daunnya hijau, permukaan
daunnya kasar, pohon palem sabal termasuk roset batang. Panjang daun menacapai
1 meter dan 2 meter hingga pelepah.
Bunga :
Bungan
berwarna kuning – keputihan
Biji :
Bijinya
berada dalam bunga
Buah :
Buah palem sabal kecil – kecil berwarna hitam hingga
kecokelatan
Manfaat :
Digunakan
sebagai pohon hias
PEPAYA
Sistematika Carica papaya L.
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Magnoliopsida
Ordo Violales
Familia Caricaceae
Genus Carica
Spesies Carica
papaya L.
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Pepaya (Carica
papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan
dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak
ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah
satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga
mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya".
Habitat :
Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik
di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah – daerah basah dan kering atau di
daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl).
Habitus :
Berupa
pohon kecil dan tidak berkayu
Akar :
Sistem
perakaran serabut
Batang :
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau
bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5 – 10 m dengan daun – daunan yang
membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas.
Daun :
Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang
panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun
tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap.
Bunga :
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal
sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci
(hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang
walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara
"partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur),
dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga
berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada
tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada
daerah sekitar pucuk.
Biji :
Biji – biji berwarna hitam atau kehitaman dan
terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan.
Dalam budidaya, biji – biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah
buah.
Buah :
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan
ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak
hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina
dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai
dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih
besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga
merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga.
Manfaat menurut Kemal (2002) :
1.
Buah pepaya mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan mineral.
Malah kandungan vitamin A-nya lebih banyak daripada wortel, dan vitamin C-nya
lebih tinggi daripada jeruk. Kaya pula dengan vitamin B kompleks dan vitamin E.
2.
Buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan
memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Mencerna protein
merupakan problem utama yang umumnya dihadapi banyak orang dalam pola makan
sehari-hari. Tubuh mempunyai keterbatasan dalam mencerba protein yang
disebabkan kurangnya pengeluaran asam hidroklorat di lambung.
3.
Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6
gram per kilogram berat buah. Tapi julah yang sedikit ini hampir seluruhnya
dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya
mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri. Daya
cerna terhadap protein ini mengingatkan kita untuk lebih cermat memilih
makanan, Bahwa makanan yang mengandung protein tinggi belum tenti bisa
bermanfaat bagi tubuh. Yang penting adalah mudah atau tidaknya protein itu
diserap tubuh.
4.
Papain bisa memecah protein menjadi arginin. Senyawa arginin
merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam kondisi normal tidak bisa
diproduksi tubuh dan biasa diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi.
Namun bila enzim papain terlibat dalam proses pencerbaan protein, secara alami
sebagian protein dapat diubah menjadi arginin. Proses pembentukan arginin
dengan papain ini turut mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang
populer dengan sebutan human growth hormone (HSG), sebab arginin merupakan
salah satu sarat wajib dalam pembentukan HGH. Nah, HGH inilah yang membantu
meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Informasi
penting lain, uji laboratorium menunjukkan arginin berfungsi menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
5.
Papain juga dapat memecah makanan yang mengandung protein hingga
terbentuk berbagai senyawa asam amino yang bersifat autointoxicating atau
otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat
pencernaan yang tidak sempurna.
6.
Papain berfungsi membantu pengaturan asam amino dan membantu
mengeluarkan racun tubuh. Dengan cara ini sistem kekebalan tubuh dapat
ditingkatkan.
7.
Pepaya juga dapat mempercepat pencernaan karbohidrat dan lemak.
Enzim papain mampu memecah serat-serat daging, sehingga daging lebih mudah
dicerna. Tidak heran bila pepaya sering dijadikan bahan pengempuk daging,
terutama untuk pembuatan sate atau masakan semur.
8.
Pepaya memiliki sifat antiseptik dan membantu mencegah
perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam usus. Pepaya membantu
menormalkan pH usus sehingga keadaan flora usus pun menjadi normal.
9.
Papain terbentuk di seluruh bagian buah, baik kulit, daging buah,
maupun bijinya. Jadi sebaiknya pepaya dimanfaatkan secara seutuhnya. Malah,
bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan, disarankan untuk mengonsumsi
buah pepaya beserta bijinya.
10.
Buah yang masih mengkal atau separuh matang memiliki kandungan
nutrisi yang lebih tinggi dari buah matang. Namun wanita yang ingin memiliki
anak atau sedang hamil dilarang mengonsumsinya, karena buah mentah dan mengkal
mempunyai efek menggugurkan kandungan. Karena efek yang satu ini, di berbagai
negara, seperti Papua Nugini dan Peru, pepaya digunakan sebagai alat
kontrasepsi. Saran untuk wanita hamil,
KELAPA GADING
Sistematika Cocos nucifera var. eburnea
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Arecales
Familia Arecaceae
Genus Cocos
Spesies Cocos
nucifera
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Cocos nucifera merupakan tumbuhan asli dari
daerah pantai Asia tropika dan Pasifik, tetapi daerah asal utamanya masih
menjadi bahan pertimbangan. Fosil-fosil kelapa ditemukan di India dan Selandia
Baru. Kemampuan buah yang bersabut tebal dan untuk berkecambah yang lambat dan
tetap dapat hidup setelah terapung jauh di laut memastikan penyebaran alami
yang luas di Indo-Pasifik jauh sebelum domestikasi dimulai di Malesia. Kelapa
yang didomestikasi mempunyai batang yang kuat dan buah yang besar, yang tidak
tahan jika terlalu lama terapung di laut karena sabut dan cangkangnya lebih
tipis dan perkecambahan yang lebih cepat. Penyebaran awal dari kelapa
domestikasi bersamaan dengan migrasi orang-orang Malesia ke Pasifik dan India,
yang dimulai sekitar 3000 tahun yang lalu. Pelaut Polinesia, Melayu dan Arab
berperan penting dalam menyebarkan kelapa ke Pasifik, Asia dan Afrika Timur.
Kelapa menjadi benar-benar pantropis pada abad ke-16 setelah penjelajah Eropa
membawanya ke Afrika Barat, Karibia, dan pantai Atlantik dari Amerika tropis.
Habitat :
Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang
lembab. Cukup mudah beradaptasi dengan perbedaan suhu dan persediaan air dan
masih umum ditemui di daerah dekat batasan zona ekologinya. Kebutuhan sinar
matahari tahunan di atas 2000 jam, minimal 120 jam per bulan. Suhu rata-rata
optimal pada 27°C dengan rata – rata variasi diurnal 5 – 7°C. Untuk hasil yang
baik, suhu rata-rata minimum 20°C. Suhu di bawah 7°C dapat merusak palem muda,
tetapi tiap-tiap kultivar tertentu mempunyai toleransi berbeda terhadap suhu
renda.
Habitus :
Palem tumbuh di daerah dengan sebaran curah
hujan tahunan merata antara 1000 – 2000 mm dan kelembaban relatif tinggi,
tetapi masih dapat bertahan pada daerah lebih kering tetapi dengan kelembaban
tanah yang memadai. Daun yang semi-serofitik memungkinkan untuk meminimalkan
kehilangan air dan tahan kering untuk beberapa bulan. Kelapa tumbuh subur pada
berbagai tanah, bila drainase dan aerasinya cukup. Kelapa merupakan halofitik
dan toleran pada garam dengan baik. Dapat tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh
paling baik pada pH 5.5 – 7. Pada umumnya kelapa ditanam di daerah pada
ketinggian di bawah 500 m, tapi dapat tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000
m, walaupun suhu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil.
Akar :
Sistem perakaran serabut, jumlahnya 2.000 –
4.000 helai/ pohon. Kebanyakan berada di permukaan tanah bisa mencapai 15 m
sebagian masuk ke dalam tanah sampai 3,5 m. Terdapat akar adventif di pangkal
batang dan bila masuk ke dalam tanah berfungsi sebagai akar biasa. Besar akar
kira 21 cm, warna dr putih/ merah muda
kmd merah tua. Akar serabut bercabang – cabang dan rambut akar berfungsi sbg
penyerap unsur hara.
Batang :
Batang menyilinder, tegak, sering menekuk atau
miring, abu-abu muda, menggundul dan mencincin nyata dengan lampang daun yang
gugur. Mempunyai satu ttk tumbuh diujung batang. Tinggi bisa 30 m, diameter
20-30 cm. Pertambahan panjang 1,5 m/ tahun untuk muda
0,5 m untuk dewasa dan 10 – 15 cm untuk yg tua. Dalam 1 tahun rata –
rata keluar 12 pelepah daun. Pangkal batang terbentuk , tidak akan membesar
lagi. Ujung batang mengandung zat gula disebut umbut merupakan titik tumbuh.
Daun :
Daun berpelepah, tersusun spiral, menyirip,
pinak daun melanset – memita, tersusun rapi pada satu bidang. Daun mempunyai
panjang 5 – 8 m. berat 10 – 15 kg. Pohon dewasa memiliki 30 – 40 pelepah daun
dan jml daun yang terbentuk dan gugur seimbang 14 helai. Pada waktu muda tumbuh
tegak semakin tua semakin condong akhirnya terkulai dan berguguran.
Bunga :
Pohon palem berumah satu, tidak berduri, tidak
bercabang, dengan mahkota daun terminal. Perbungaan ketiak, ketika muda
terlihat seperti tongkol dalam seludang, setelah terbuka tersusun membulir dan
spiral, masing-masing dengan 200 – 300 bunga jantan dan hanya satu sampai
beberapa bunga betina dekat bagian pangkal yang gundul. Bunga jantan 1 – 3
menyatu, melekat, kuning muda, bunga betina soliter, jauh lebih besar dari
bunga jantan, membulat saat kuncup, membundar telur saat antesis, Buah
berserat, membulat, membundar telur atau menjorong, lembut, hijau, oranye
cerah, kuning sampai warna gading bila masak, biasanya mengering sampai
coklat-keabu-abuan pada buah tua. Di bagian tengah dari buahnya terdapat lubang
besar, sebagian terisi dengan air kelapa yang diabsorbsi semuanya pada 6 bulan
setelah panen.
Buah :
3 – 4 minggu setelah mayang membuka bunga
betina mulai tumbuh. 1/2 – 2/3 buah muda
gugur, sampai 2 bulan dan buah yang rontok berkurang.
Manfaat :
1.
Untuk ekstraksi minyak dalam rumah tangga, endokarp segar dari buah
yang matang diparut dan diperas dengan air panas; untuk produksi dalam skala
industri, endosperma dikeringkan menjadi kopra dan digiling untuk ekstraksi
minyak.
2.
Air kelapa terasa manis pada kelapa muda dan saat ini air kelapa
telah diawetkan secara komersial tanpa mengubah rasa aslinya. Digunakan juga
dalam pembuatan `nata de coco`, yang diproduksi dengan kerja bakteri pada air
kelapa atau santan yang diencerkan, telah dikembangkan di Indonesia.
3.
Juga merupakan sumber dari hormon pertumbuhan yang murah bagi
hortikultura, seperti Cocogro di Filipina. Endospema yang kenyal, seperti jelly
dari kelapa muda sangat enak untuk dimakan langsung atau diparut dan dicampur
dengan makanan.
4.
Cangkang kelapa dapat digunakan untuk membuat alat-alat rumah
tangga dan pot-pot hias, dan dibuat batubara (cocot untuk aktivasi) atau
dipakai untuk bahan bakar.
5.
Sabut hijau menghasilkan serat putih (serat kuning) untuk membuat
tali, karpet, keset dan geo-tekstil.
6.
Pengawetan untuk kayu gergajian perlu dilakukan jika akan digunakan
untuk konstruksi atau digunakan untuk kebutuhan luar rumah. Kayu kelapa cocok
untuk furnitur, alat-alat rumah tangga dan pegangan alat. Akarnya dikenal
sebagai anti-piretik dan diuretik. Rebusan akarnya digunakan untuk melawan
penyakit kelamin di Peninsular Malaysia sedangkan infusinya dipakai untuk
menyembuhkan disentri di Indonesia.
7.
Air dari kelapa muda merupakan diuretik, laksatif, anti-diare dan
penetral racun. Minyaknya untuk menyembuhkan penyakit kulit dan gigi dan
dicampur dengan obat lain untuk membuat embrocations. Biji dari buah muda
dicampur dengan bahan lain dan diusapkan pada perut untuk menyembuhkan diare.
Di Indo-Cina, bija diolah sebagai ramuan untuk mengobati bisul pada kulit dan
membran cairan hidung. Kelapa juga penting untuk hiasan. Batangnya yang condong
dan mahkotanya yang anggun membatasi pantai putih sepanjang laut biru adalah
ciri daerah tropis yang menarik para turis. Hibrid dari kultivar kelapa
berpotensi untuk memberikan panen lebih dari 6 t/ha kopra per tahun (3.7 ton
minyak), tetapi kelapa tidak menjanjikan lagi sebagai tanaman perkebunan untuk
jangka panjang. Minyak kelapa bersaing ketat dengan minyak biji palem lainnya,
dan keduanya mungkin tergantikan perlahan-lahan oleh minyak lauric dari minyak
biji kedelai dan Brassica. Sebaliknya sebagai tanaman perkebunan kecil-kecilan
di daerah pantai tropis, kelapa akan tetap penting sebagai bahan berbagai
makanan dan produk-produk lain. Kelapa juga merupakan satu-satunya tumbuhan
yang dapat tumbuh di ekosistem yang ada seperti di Kepulauan Pasifik. Pasar
yang tumbuh cepat untuk produk-produk kesehatan dan ramah lingkungan menawarkan
kesempatan baru bagi perdagangan ekspor kelapa. Sehingga perlu dilakukan
berbagai penelitian tentang viabilitas ekonomi dari sistem produksinya (seperti
penanaman kembali, tumpang sari dan biokontrol terhadap hama dan penyakitnya)
dan teknologi-teknologi baru dalam pemrosesannya untuk industri lokal sampai
industri diversifikasi produk kelapa untuk pasar internasional.
KELAPA SAWIT
Sistematika Elaeis guineensis Jacq.
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Arecales
Ordo Arecales
Familia Arecaceae
Genus Elaeis
Spesies Elaeis
guineensis Jacq.
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Habitat :
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai
berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal
berkisar antara 1 – 500 m dpl. Lama penyinaran matahari rata – rata 5 – 7 jam/
hari. Curah hujan tahunan 1.500 – 4.000 mm. Temperatur optimal 24 – 280C.
Kecepatan angin 5 – 6 km/ jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelembaban
optimum yang ideal sekitar 80 – 90%. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah
Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang
optimum adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur,
datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan
padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.
Habitus :
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat
mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Akar :
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke
bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh
mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Batang :
Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas
pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan
terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
Daun :
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun
berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya
sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu
keras dan tajam.
Bunga :
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki
waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri.
Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat
lebih besar dan mekar.
Buah :
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari
hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol
dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Manfaat :
1.
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah
buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah
harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.
Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin,
dan industri kosmetika.
2.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
3.
Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit,
sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan tempurung kelapa
sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.
Palem Merah
Sistematika Cyrtostachys lakka
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Ordo Arecales
Familia Arecaceae
Genus Crytostachys
Spesies Cyrtostachys
lakka
Dokumentasi :
Daerah
Kali Metro Malang, tanggal 7 Maret 2012
Indonesia merupakan
pusat keanekaragaman palem dunia. Dare 215 genus palem dunia, ada 49 genus
palem yang terdapat di Indonesia, dan 29 genus merupakan palem endemik
(Siregar, 2005: 1).
Palem merah disebut
sebagai pinang merah dan merupakan tanaman asli Indonesia. Palem merah sekarang
menjadi salah satu tumbuhan langka karena eksploitasi besar-besaran di hutan
Sumatra dan Malaya. Selain disebut Palem Merah tanaman ini juga dikenal sebagai
Pinang Merah dan Pinang Lipstik. Palem merah ini biasanya banyak digunakan
sebagai tanaman hias (Rusmiati, 2001: 2).
Deskripsi :
Dalam pengamatan,
palem merah terlihat memiliki tinggi sekitar 2,5 m. palem merah ini tumbuh di
halaman rumah perkotaan Malang. Memiliki anak daun yang memajnang seperti pada
daun bangun pita. Memiliki batang berwarna merah menyala.
Habitus :
Palem merah merah memiliki perawakan
perdu.
Habitat :
Palem adalah tanaman hias yang
bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis,
di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur
dan gersang (Rahawarin, 2005: 1).
Palem merah disebut
sebagai pinang merah dan merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di hutan
rawa dataran rendah sampai 500 m dpl (Witono, 2005: 8).
Tanaman palem adalah tanaman tropis dan subtropis sehingga selama
pertumbuhannya diperlukan penyinaran matahari penuh. Suhu udara yang diperlukan adalah 25 – 33 derajat C,
dan masih tumbuh baik di luar kisaran suhu udara tropis tersebut. Tanah yang
dikehendaki untuk pertumbuhan Palem Merah adalah tanah gembur dengan pH tanah 6 – 7. Palem
memerlukan curah hujan 2000 – 2500 mm/ tahun dengan rata-rata hujan turun 120-140 hari dalam setahun dan
kelembaban relatif 80%. Palem dapat tumbuh dengan baik pada tipe tanah yang
berpasir, tanah gambut, tanah kapur, dan tanah berbatu. Palem juga dapat tumbuh
pada berbagai kemiringan dari tanah datar, tanah berbukit, dan berlereng terjal
(Siregar, 2005: 2).
Penyebarannya, Secara alami pinang merah
tumbuh di sekitar propinsi Jambi dan Kalimantan Barat, di hutan yang
berawa-rawa (Kehati, 2011).
Akar :
Palem memiliki akar serabut yang
pendek dan tumbuh menyebar tidak jauh dari tanaman. Meskipun pendek, akar palem
ini mampu menyangga dengan kuatnya batang yang tumbuh tegak (Rustiami, 2000:
3).
Batang :
Palem
merupakan tumbuhan monokotil (berkeping satu) yang berbatang berkayu berumpun,
berbentuk lurus, tinggi batang berukuran 6-14 meter. Diameter batangnya ramping
tidak terlalu besar dengan anakan tersebar di sekelilingnya (Witono, 2005: 2).
Daun :
Daun palem merah ini
bertulang sejajar (rectinervis)
dengan satu ibu tulang tulang daun di tengah yang besar membujur daun,
sedang tulang daun lainnya lebih kecil dan mempunyai arah yang sejajar dengan
ibu tulang daunnya. Daging daun seperti
perkamen (perkamenteus), yaitu tipis tapi kaku. Tepi daun rata dan permukaan daunnya
suram (Gembong, 2009: 31).
Susunan daunnya kokoh dan tidak
terdapat ujung daun. Mudah mengeluarkan anakan. Warna hijau cemerlang, pelepah
daunnya berbentuk seludang dan mempunyai ciri khas berwarna merah dari pangkal
pelapah daun hingga keujungnya. Untuk mempertahankan warna merah, palem ini
ditanam di tempat yang terik (Kehati, 2011).
Pinang Merah dikenal ada 2 jenis yaitu
Cyrtostachys lakka dan Cyrtostachys renda.
Jenis Cyrtostachys lakka mempunyai warna merah lebih jelas dan
ukuran buahnya lebih besar dibanding dengan Cyrtostachys renda (Witono,
2005).
Bunga :
Bunganya terangkai dalam malai dan menggantung serta tersusun
berpasang – pasangan. Satu bunga betina diapit oleh dua bunga jantan. Buahnya
berbentuk lonjong, jika masih muda berwarna hijau, dan jika sudah matang berwarna merah atau kuning
kecokelatan (Amina, 2011).
Manfaat :
1.
Tanaman palem merah banyak
digunakan sebagai tanaman hias di halaman rumah
2.
Sebagai salah satu tanaman
penghasil ekonomi khususnya yaitu di bidang perdagangan tanaman hias
Pandan Bali
Sistematika Dracaena draco:
Kingdom Plantae
Divisio
Spermatophyta
Classis Liliopsida
Ordo
Asparagales
Familia
Dracaenaceae
Genus Dracaena
Species Dracaena draco
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Habitat :
Pandan bali berasal dari Nusa
Tenggara Barat (Sumbawa) dan aslinya tumbuh liar di hutan – hutan. Sebagian
besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika (Amina,
2011).
Batang :
Batangnya kokoh, tinggi mencapai 3
meter. Bentuk batangnya bulat. Permukaan batang memperlihatkan berkas – berkas
daun. Batangnya memiliki arah tumbuh tegak lurus.
Daun :
Daun pandan bali memiliki bangun daun pedang (enfiformis) daun agak tebal.
Ujung daunnya runcing. Susunan tulang daunnya adalah bertulang sejajar. Memiliki
tepi daun yang rata. Daunnya berwarna hijau.
Bangun pedang yaitu penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang.
Tumbuhan dikatakan memiliki ujung daun runcing yaitu ketika kedua tepi daun di
kanan kiri ibu tuilang daun sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuanya
pada puncak mencapai sudut lancip. Tulang daun sejajar yaitu memiliki satu
tulang di tengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya lebih
kecil dan mengarah sejajar dengan ibu tulang (Gembong, 2009: 40).
Anggota tumbuhan ini dicirikan
dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput) dan menjuntai,
tajuk membulat dan seringkali tepinya
bergerigi. Daunnya selalu berwarna hijau
(hijau abadi, evergreen)sehingga dijadikan tanaman hias (Kehati, 2011).
Akar :
System perakarannya adalah akar
tunggang. Akar ini berfungsi untuk menopang batang. Akar tunggang yaitu jika
lembaga tumbuh terus-menerus mnadi akar pokok yang bercabang – cabang menadi
akar-akar yang lebih kecil (Gembong, 2009: 92).
Manfaat :
Pandan bali memiliki
beberapa manfaat, diantaranya yaitu (Amina, 2011):
1. Sebagai tanaman hias halaman rumah
2. Bisa berfungsi sebagai buffer atau filter untuk menghadang debu dan
polusi. Jadi, sangat cocok ditanam di bagian depan rumah. Selain memiliki nilai
estetika, pandan bali juga memiliki manfaat yang baik bagi penghuni rumah
(Amina, 2011).
Cemara
Sistematika Casuarina excelsa
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Classis Magnoliposida
Ordo Fagalis
Familia Casuarinaceae
Genus Casuarina
Species Casuarina
excelsa
Dokumentasi :
Daerah
Ngaban Tanggul Angin Sidoarjo, tanggal 26 Februari 2012
Suku cemara – cemaraan atau Casuarinaceae
meliputi sekitar 70 jenis. Sebagian besar suku ini terdapat di Belahan Bumi
Selatan, terutama di wilayah tropis, termasuk Indonesia, Malaysia, Australia,
dan Kepulauan Pasifik. Dari sekitar 70 jenis tersebut
ada beberapa jenis yang tumbuh di
Indonesia (Hariyanto, 2011).
Deskripsi :
Tumbuhan
cemara termasuk dalam klasifikasi tumbuhan berbiji. Tumbuhan berbiji atau
Spermatophyta (Yunani, sperma = biji, phyton =
tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu
adanya suatu organ yang berupa biji (Hendalasturi, 2010: 1).
Habitat :
Sebagian besar suku ini terdapat di
Belahan Bumi Selatan, terutama di wilayah tropis, termasuk Indonesia, Malaysia,
Australia, dan Kepulauan Pasifik (Hariyanto.2010). Tanaman ini akan tumbuh
dengan baik pada tanah yang gembur, dengan panas yang cukup. Biasanya banyak
ditanam di lahan pekarangan atau halaman rumah.
Habitus :
Perawakan cemara adalah pohon. Pohon
yaitu tumbuhan yang tiggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari
permukaan tanah (Indriyanto.2009:93).
Bangsa Casuarinales Umumnya
berbatang berkayuyang habitusnya menyerupai coniforinae (Gembong.2010:101).
Akar :
Sistem perakaran serabut
Batang :
Tumbuhan
bangsa casuanirales biasanya Batang berkayu. Batang berkayu yaitu batang yang
biasanya keras dan kuat karena sebagian besar terdiri atas kayu yang padatyang
terdapat tumbuhanberperawakan pohon (arbores) dan semak (frutices)
pada umumnya (Gembong, 2009: 78).
Batangnya
berbentuk bulat (teres). Permukaan batang kasar memperlihatkan
adanya beka – bekas daun penumpu. Arah
pertumbuhan batangnya lurus ke atas.
Percabangan condong ke atas (patens).
Percabangan
suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut tertentu dengan batang pokoknya.
Percabangan condong ke atas (patens) yaitu ika cabang dengan batang membentuk
sudut kurang lebih 450, misalnya pada pohon cemara (Gembong, 2009:
87).
Daun :
Cemara
termasuk dalam fagales. Kelompok ordo ini memiliki daun tunggal serta daun
penumpu yang lekas runtuh (Gembong, 2010: 104).
Bangun
daunnya bangun garis. Daun tunggal (folium simplex) yaitu tumbuhan yang
pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja (Gembong, 2009: 49).
Bunga :
Bunga berkelamin tunggal, tersusun
dalam bunga majemuk yang menyerupai bunga lada dengan penyerbukan secara
anemogami. Hiasan bunga tidak ada. Bunga jantan dengan benangsari yang sama
banyaknya dengan daun hiasan bunga, duduknya berhadapan. Bunga betina dengan
putik yang terdiri datas 2-6 daun buah, bakal buah tenggelam, beruang 1-6. (Gembong, 2010: 104).
DAFTAR PUSTAKA
Diana, 2011. Floridata Plant.
University of Florida Publisher
Hendalastuti,Henri. 2010. Uji pertumbuhan stek
CemaraSumatra. Bogor: Jurnal
Penelitian Dan Konserfasi alam Vol 7, No
2
Indriyanto. 2009. Ekologi Hutan.
Jakarta: Erlangga
Kemal. 2002. sistem informasi
pembangunan desa. Jakarta: MENRISTEK
Nazaruddin dan Syah Angkasa. 1997. Palem
Hias. Jakarta: Penebar Swadaya
Rahawarin, Yohanes Yaseph. 2005.
Eksplorasi Jenis Palem Di Kawasan Mioswaar Kabupaten Teluk Mondawa Irian aya
Barat (Papua). Manokwari: Pusat
Penelitian Keanekaragaman Hayati Universitas Negeri Papua. Biodeversitas,
vol 6 No 2
Rusmiati, Himmah. 2001. Tanaman Hias
Palem-Paleman. Bogor: prosiding Hari Cinta Puspa Dan Satwa Nasional
Siregar, Edi Batara. 2005. Investasi
enisPalem (arecaceae) Pada Kawasan Hutan Daratan Rendah Di Stasiun Penelitian
Sikundur (Kawasan Ekosisitam Leuser) Kabupaten
Langkat. Medan: Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara
Tjitrosoepomo, Gembong. 1996. Taksonomi
TUmbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta; UGM
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi
TUmbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM
Witono, Joko Ridho. 2005. Keanekaragaman Palem (Palmae) di Gunung
Lumut, Kalimantan Tengah. Bogor: Biodeversitas Vol 6, No 2