Asplenium nidus
Sistematika Asplenium nidus
Kingdom Plantae
Divisio Pterodophyta
Classis Polypodiopsida
Ordo Polypodiales
Familia Aspleniaceae
Genus Asplenium
Species Asplenium
nidus
Asplenium merupakan genus dari sekitar 700 spesies dari pakis, sering
diperlakukan sebagai genus hanya dalam keluarga Aspleniaceae, berdasarkan
filogenetik molekuler analisis urutan DNA jumlah kromosom yang berbeda dan
perbedaan struktural dalam rimpang.
Banyak kelompok
spesies telah dipisahkan dari Asplenium sebagai memisahkan genera. Ini
termasuk Camptosorus, Ceterach, Phyllitis, dan Tarachia,
tetapi spesies ini dapat membentuk hibrida dengan spesies Asplenium lain
dan karena ini biasanya termasuk dalam Asplenium lebih luas
didefinisikan.
Beberapa klasifikasi
lebih tua mengangkat Aspleniaceae ke peringkat taksonomi dari urutan sebagai
Aspleniales. Klasifikasi baru
menempatkannya pada kelompok subordinal disebut eupolypods dalam tatanan
Polypodiales. Dalam eupolypods,
Aspleniaceae milik clade informal dan sementara dikenal sebagai eupolypods II.
Telah ditemukan
bahwa dalam beberapa spesies, kloroplas genom telah berkembang dalam cara yang
kompleks dan sangat tidak biasa. Hal ini
membuat standar cladistic analisis tidak cocok untuk menyelesaikan
filogeni dari kelompok pakis dan sangat canggih komputasi filogenetik metode
menghasilkan sedikit informasi. Selain
hibridisasi merajalela di bagian-bagian dari genus ini, ada juga beberapa
spesies seperti ibu spleenwort (A. bulbiferum) atau A. viviparum yang terutama
bereproduksi secara aseksual, pada dasarnya kloning diri lagi dan lagi. Sementara sebagian besar adalah diploid atau
tetraploid, beberapa spesies (misalnya A. shuttleworthianum) adalah octoploid.
Nama bahasa yang
paling umum adalah spleenworts, diterapkan pada lebih "biasa"
spesies. A. nidus spesies yang sama dan beberapa disebut bird's-sarang pakis ,
kelompok Camptosorus dikenal sebagai pakis berjalan , dan nama yang berbeda
yang diterapkan pada beberapa spesies terutama terkenal lainnya.
Nama lokal :
1.
Camptosorus
2.
Ceterach
3.
Loxoscaphe T.Moore
4.
Phyllitis
5.
Tarachia
6.
Kadaka (Sunda)
7.
Habitus :
Habitus
tumbahn ini termasuk semak
Habitat :
Habitat hidup Asplenium
ini adalah menempel di pohon (epifit) tumbuh liar. Mempunyai bentuk yang
menarik. Selain itu, pertumbuhannya cepat dan tidak memerlukan perawatan
khusus. Tumbuhnya terbatas pada tempat-tempat berhawa sejuk. Kemungkinan
dikembangkan sebagai tanaman hias di pegunungan cukup besar. Asplenium
belangeri merupakan salah satu paku yang cukup menarik dan banyak dijumpai pada
daerah dataran tinggi. Di jawa barat mudah dijumpai di sekitar gunung Gede,
Pangrango dan gunung salak misalnya. Tumbuhnya bersama-sama jenis paku yang
lain pada tebing-tebing atau di tepi-tepi aliran sungai dan selokan yang
tempatnya agak terlindung. Tanah yang berbatu-batu atau tanah cadas yang
ditutupi oleh lumut adalah tempat yang dia sukai. Orang-orang Sunda menyebutnya
paku tamaga atau paku beunyeur.
Ciri yang mencolok
Ciri pada tumbuhan paku jenis Asplenium antara lain: daun sangat
panjang dan mengumpul pada bagian ventral. Tumbuh menempel tinggi pada pohon
dan berbentuk seperti sarang.
Manfaat :
Asplenium termasuk jenis pakis sehingga memiliki beberapa kepentingan
ekonomi dalam hortikultura perdagangan.
Tertutama Asplenium nidus dan spesies yang dekat dengannya
biasanya ditemukan untuk dijual sebagai tanaman rumah. Type Asplenium bulbiferum
kadang-kadang tersedia di rumah kaca dan dibiakkan bersama dengan terkait A.
Viviparum.
Spesies Asplenium
digunakan sebagai tanaman pangan oleh larva dari beberapa spesies Lepidoptera
termasuk Batrachedra bedelliella yang banyak mengambil manfaat dari Asplenium
nidus.
Asplenium nidus telah digunakan secara lokal dalam obat rakyat (untuk mengobati
asma , luka dan kelemahan ) dan higienis untuk mengobati halitosis. Kecambah
dari Asplenium nidus yang dimakan sebagai sayuran di Taiwan.
Bentuk :
1.
Akar
Sistem
perakarannya serabut (radix adventicia), permukaan akar warna cokelat,
panjang 5 cm, tekstur akar lunak.
Bentuk akar silinder panjang kecil.
2. Batang
Bentuk batangnya bulat dan sangat pendek
yang mengumpul di bawah atau di permukaan batang (epifit). Letak daunnya
menyebar, kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal,
karena batang dari Asplenium ini sangat penadek. Type daun-daun pada Asplenium
ini termasuk roset akar. Artinya jika batang amat pendek dan rosetnya amat
dengan akar. Warna batang cokelat, tinggi batang 5 cm.
Ukuran :
1.
Akar
Panjang akar dapat mencapai 8 meter memeluk batang,
diameter akar 2 cm.
2.
Batang
Tinggi batang 5 meter dan diameter batang 30 cm
3.
Daun
Panjang daun 57 cm, panjang tangkai hingga pucuk mencapai 1
cm.
Warna :
1.
Akar
Warna akar cokelat
2.
Batang
Warna batang cokelat tua
3.
Daun
Warna daun hijau
Stipe
Pada
tangkai jarak tumbuh daun mulai dari batang hingga daun pertama 1 cm, tangkai berwarna hitam,
tekstur keras dan kasar.
Ental
Entalnya berwarna
hijau yang panjangnya antara 15-30 cm. dan lebarnya 4-8 cm. terdapat 18-20 cm
pasang daun yang letaknya mendatar.
Helaian Daun
Asplenium nidus bentuk sederhana besar daun secara visual mirip dengan Pisang
daun, dengan daun tumbuh 50-150 cm dan 10-20 cm luas. Mereka adalah hijau muda, sering berkerut,
dengan pelepah hitam, dan menunjukkan vernation circinate.
Helaian daun yang
letaknya paling bawah ukurannya lebih besar. Semakin ke atas daun tersebut
semakin mengecil. Ukuran yang besar mencapai 0.5-1 cm. helaian anak daun
pertama bercabang dua. Daunnya agak berdaging dan warnanya agak hijau pucat.
Kumpulan Sorus
Sori terdapat dekat
pangkal lekukan anak daun. Sori-sori itu bergerombol dan warnanya cokelat
terang.
Spora berkembang dalam sori pada bagian
bawah daun. Baris ini bentuk sori lama
memperluas keluar dari pelepah di bagian belakang bagian luar lamina (daun
palem). Para daun memutar kembali saat
mereka coklat dan membuat sarang daun besar di cabang-cabang dan batang pohon.
Cyatea cooperi
Sistematika Cyatea cooperi menurut
JE Smith (1793):
Kingdom Plantae
Divisio Pterodophyta
Classis Pteridopsida
Ordo
Cyatheales
Familia Cyatheaceae
Genus Cyathea
Species Cyatea cooperi
Nama lokal :
Asal
usul nama Cyatea cooperi:
Cyathea artinya cangkir dari bahasa Yunani, mengacu pada struktur yang
memegang spora.
cooperi - dinamai oleh Mueller untuk menghormati Sir Daniel Cooper
(1821-1902) Anggota Legislative Council NSW lama dari 1849 dan yang Legislative
Assembly baru setelah pemerintah yang bertanggung jawab diberikan di tahun 1856. Dia terpilih Ketua pertama
LegislativeAssembly dan menduduki jabatan itu sampai pengunduran dirinya
in1860.
Habitus :
Habitus Cyatea cooperi berupa perdu
Habitat :
Cyatea
cooperi merupakan tumbuhan yang sebagian besar pakis terestrial atau tumbuh
langsung di tanah, dapat tumbuh di habitat mulai dari hutan hujan tropis hingga
hutan beriklim sedang. Sebaran yang paling banyak di dunia yakni di Australia, Cyatea
cooperi ditemukan di sepanjang sebagian besar pantai timur Australia hingga
perluasan kanan bawah ke Tasmania.
Pertumbuhan Cyatea cooperi lebih lebih memilih daerah pegunungan
lembab dan dapat tumbuh pada lereng kering dengan pohon paku lainnya. Cyatea
cooperi secara alami ditemukan di dataran rendah beriklim tropis, di
sepanjang pantai Queensland dan New South Wales.
Cyathea cooperi juga dapat tumbuh di negara Inggris dan iklim lembab hingga
dingin, Cyathea cooperi ini dirawat hingga mereka dapat berkembangbiak
di koleksi kebun bootani Inggris. Cyathea cooperi dapat tumbuh di sana
pada suhu 270F.
Ciri yang mencolok
Cyathea cooperi cukup khas dalam hal ini memiliki batang lebih ramping dengan khas
"titik koin" di mana daun tua telah patah. Cyathea cooperi
berwarna hijau cerah, berenda dan cenderung sangat cepat berkembang.
Manfaat
1.
Sebagai bioindikator lingkungan
2.
Penyedia oksigen
Bentuk
1.
Akar
Sistem perakarannya serabut (radix
adventicia), permukaan akar berambut halus warna cokelat, panjang rambut 1 cm, tekstur akar keras.
Bentuk akar silinder panjang.
2.
Batang
Cyathea cooperi memiliki batang ramping biasanya 3 - 6"
tebal, kadang-kadang tumbuh sampai 30 meter, dan pertumbuhan sangat cepat. Pertumbuhan
Cyathea cooperi akan terhambat apabila, mereka ditempatkan di dalam pot/
polybag meskipun dalam ukuran yang besar, akan tumbuh dengan baik apabila
mereka di tanah dan alam bebas (Jones, 1980).
Umumnya batang bersisik,
batang membesar, tumbuh hingga ketinggian 15 m dengan diamter batang 30 cm.
Batang bermotif dengan bekas luka oval besar yang ditinggalkan oleh daun. Type
batangnya tahan kering sehingga dapat hidup di lignkungan yang panas. Cyathea
cooperi tidak dapat tumbuah secara lateral karena tidak memiliki dapat
memproduksi batang sekunder (Jones, 1980).
Tinggi batang Cyathea cooperi 2,5 meter. Bentuk batang apabila dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya yakni termasuk bulat (teres),
permukaan batang terdapat gerigi-gerigi besar sehingga termasuk berusuk (costatus),
selain itu batangnya juga dapat memperlihatkan bekas-bekas daun. Arah tumbuh
batang tegak lurus (erectus). Percabangannya termasuk monopodial, karena
batang utama dari Cyathea cooperi terlihat lebih dominan. Cabang-cabang
pada Cyathea cooperi termasuk sirung panjang, arah tumbuh cabang condong
ke atas (patens), jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut 450. Umur
tumbuuhan Cyathea cooperi termasuk tumbuhan menahun.
Ukuran :
1.
Akar
Panjang akar dapat mencapai 2 meter ke tanah, diameter
akar 10 cm.
2.
Batang
Tinggi batang 1,5 meter dan diameter
batang 20 cm
3.
Daun
Panjang daun 5 cm, panjang tangkai hingga pucuk mencapai 2
meter.
Warna :
1.
Akar
Warna akar cokelat
2.
Batang
Warna batang cokelat kehitaman
3.
Daun
Warna daun hijau
Stipe
Pada
tangka jarak tumbuh daun mulai dari batang hingga daun pertama 25 cm, tangkai berwarna
cokelat kehitaman, tekstur keras dan kasar.
Ental
Ental
(crozi) tumbuh di tengah-tengah tangkai daun, berwarna cokelat, kasar
dan berambut. Rambut berwarna cokelat hingga putih. Panjang 65 cm. Tinggi ental mencapai
45 cm.
Helaian Daun
Panjang daun mencapai 5 cm, panjang
tangkai hingga pucuk mencapai 2 meter. Termasuk daun bertangkai, bangun daun
memanjang (oblongus), ujung daun runcing (acutus), pangkal daun
runcing (acutus), tulang daun menyirip (penninervis), tepi daun
beringgit (crenatus), tebalnya berupa herbaceus. Type daun
majemuk menyirip gasal, pada setiap buku terdapat 2 daun (folia oposita).
Kumpulan Sorus
Sori bundar, dikelilingi oleh lingkaran
indusia, masing-masing terdiri dari skala, berada di permukaan bawah daun.
Sorus agak jauh dari tepi daun, yang muda meliputi indisium berbentuk bola.
Indisium akhirnya robek, hingga bentuknya menajdi seperti piala atau cawan.
Sorus mengandung banyak sporangium yang tidak pada tepi (Tjitrosoepomo, 2005).
Pyrrosia confluens
Sistematika Pyrrosia confluens
Kingdom Plantae
Divisio Pterodophyta
Classis Pteridopsida
Ordo
Polypodiales
Familia Polypodiaceae
Genus Pyrrosia
Species Pyrrosia confluens
Nama lokal :
Sayuran Ular hijau
dan sayap ayam.
Habitus :
Pyrrosia
confluens merupakan tumbuhan semak
Habitat :
Tersebar luas di
Asia tropis. Dan diperpanjang ke Afrika
dan Amerika Selatan. Ada sekitar 19
spesies yang ditemukan dalam genus pakis termasuk.
Pyrrosia banyak
ditemukan di Gunung Nimba di Liberia ke Henderson Pulau di Pasifik. Di daerah ini, spesies paling banyak berasal
dari Asia Tenggara, beberapa Platycerium menjadi endemi. Di sisi lain, memiliki
distribusi sirkum-tropik. Pyrrosia
banyak di Afrika Barat ke Ethiopia, selatan melalui pusat tropis Afrika ke East
London Afrika Selatan. Dalam daerah ini,
spesies ini terbatas pada daerah tropis dan subtropis.
Ciri yang mencolok :
Terdapat
2 daun yang berlainan tetapi dalam 1 tanaman, satu daun fertil dan satunya
steril.
Manfaat :
Sebagai
bioindikator lingkungan
Bentuk :
1. Akar
Termasuk akar pelekat pohon (epifit)
2. Batang :
Berbentuk rimpang, rimpang merupakan satu garis. Panjang Sekitar 10 mm, dan rambut hitam yang
solid coklat ditutupi dengan tangkai panjang.
Ukuran :
1.
Akar
Panjang akar mencapai 20 cm
2.
Batang
Panjang sampi 2 cm
3.
Daun
Panjang daun 15 cm dan lebar daun 5 cm
Warna :
1.
Akar
Akar berwarna cokelat muda
2.
Batang
Batang berwarna cokelat
3.
Daun
Daun berwarna hijau hingga hijau tua
Stipe
Tangkai daun
mencapau 5-12 cm, kulit halus, kulit coklat, daun spora. Petiole sampai 15 cm
Helaian Daun
Daun dari batang sekitar 1-3 cm
tebal, montok meninggalkan vena terlihat.
Kasa sampai pisau melengkung ke arah satu sama lain. Daunnya 2 jenis
spora yang 1 cm batang panjang, batang dengan skala meninggalkan pangkal ujung
tombak, dan perlahan-lahan mengitari Tanjung ukuran normal 6: 1,7 cm, tetapi
mungkin sampai 15 jam. m lebar. dan sampai 1,8 cm di atas inti dari alur. Dibesarkan di bawah ini. Bintang berbentuk rambut pada permukaan daun
jarang Permukaan ditutupi dengan lapisan
padat rambut adalah bentuk umum dari bintang dan coklat.
Daun dengan spora sampai 20 cm lebar
dan 1,5 sampai 2 cm sampai 4 cm dan ukuran daun dan daun dan batang. Biasanya tidak ada lebih lama dari spora. Akhir dari semenanjung. Memiliki daun sangat
dimorfik (daun berbeda pada tanaman yang sama), adalah stellata (berbentuk
bintang) rambut terjadi pada daun.
Kumpulan Sorus
bulat atau lonjong, ujung pembuluh
darah, indusium: palsu, sporangia: kuning sampai coklat pada saat jatuh tempo. Sporangium
dari ujung daun dan sepanjang tepi daun.
Pada pertengahan ruang membuat sporangium berbentuk V berdekatan. Ketika berbentuk bintang rambut tertutup
rapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar